Rabu, 01 April 2009

Karena Persahabatan bukan Kepompong

Kita ini seperti sebuah prosa.Aku,kamu punya menjadi tokoh di dalam cerita ini.Ada paragraf-paragraf peristiwa yang harus kita selesaikan.Ada paragraf yang menyenangkan,ketika Si Penulis merencanakan kita untuk selalu bersama,menghabiskan banyak waktu bersama,melakukan segala hal bersama,ketika waktu yang memaksa kita untuk saling mengenal.Aku tahu siapa kamu dan kamu tahu siapa aku.Ketika banyak peristiwa yang boleh terjadi dan kita atasi.
Begitu juga dengan paragraf yang mengharuskan aku dan kamu sedikit bersitegang.Kita memang tak diceritakan sebagai tokoh kembar.Aku dan kamu tentu berbeda.Tapi ada masanya saat aku memang benar-benar mambutuhkan bahumu,dan kau membutuhkan bahuku.Bahkan beberapa underline dan bold dalam kisah-kisah kita menciptakan rasa kecewa.Termasuk saat ternyata aku tak harus selalu bersamamu.Mengapa kau nampak begitu berharga ketika kita tiba di persimpangan?
Namun sebuah prosa adalah sebuah cerita yang yang harus diteruskan ,bukan seperti puisi yang boleh begitu saja terpenggal.
Aku tak akan berubah menjadi diriku yang bukan aku.Aku bukan ulat yang memaksa diri menjadi kepompong dan akhirnya menjadi kupu-kupu yang indah yang dengan begitu kau tak akan mengenalku lagi dan mungkin membuat aku tak akan mengenalmu lagi.
Aku tetap ulat bulu yang tak akan pernah mengalami metamorfosa untukmu.Aku akan tetap berada di pohon tempat kita biasa mencuri brownies dan menghabiskan potongan terakhirnya bersama-sama.Aku hanya mau menjadi kepompong jika bersamamu.
Memang kental darah yang mengucur dari urat nadi yang terluka saat kita sedang tak sehati,
Tapi,apapun yang terjadi,persahabatan kita memang lebih kental dari apapun juga.
Kau membuatku merasa memiliki sesuatu yang berharga mahal.


(dedicated untuk semua yang pernah menjadi bingkai di hati ^^ .miss u all)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar