Selasa, 24 Maret 2009

An Miracle

Aku jadi inget sama temenku sik Rendra,sekarang dia di Sumedang,
apa kabar ya dia?
Dulu pernah,waktu kita hiking ke candi sukuh,kita lagi istirahat dan cuma aku sama dia.
Di depanku terbentang lembah yang giilllaaa.(baca:bagus banget)
Nampaknya temanku itu lagi berbeban.Aku tahu dia sedang bermasalah ,karena dia yang kukenal tidak serapuh itu dan tidak serapuh Joeniar Arief,hhehe

Tahu2 dia ngomong:
"Yan,ada anak kecil dan Ayahnya sedang menunggui ibunya yang di rawat di kelas ekonomi di rumah sakit itu karena si ibu mengeluh sakit di perutnya sejak seminggu yang lalu.
Terus tiba2 dokter keluar dan berkata: 'Istri anda divonis menderita kanker stadium tiga Pak.Kalau ingin sembuh,harus dioperasi.Dan obatnya hanya mujizat'
Si Bapak terduduk lesu di ujung koridor dan menangis.Tak ada uang.Tak ada kawan.Tak ada harapan.
Lalu si anak pergi ke luar rumah sakit itu,dicarinya apotik terdekat.Sesampainya di apotik megah itu,di depan kasir dia berkata dengan lembut sambil menggenggam beberapa keping logam di saku kanan celananya
"Cukup," doanya.
"Ada apa Dik?",tanya si Wanita
"Emm...saya ingin membeli mujizat.."
"Untuk siapa?"
"Untuk Ibu,dokter bilang Ibu sakit 'atrium tiga'.Kata dokter obatnya mujizat.."

Lalu digandenglah anak itu oleh si Wanita itu berjalan ke luar apotik.
Si wanita itu mengambil dari ruang kerjanya sebuah jas dokter yang lalu dipakainya,
dan di dada kanannya ada tertulis,
'DR.Jessica Soentoro,MC'

Seminggu kemudian,
Di ruang kerja dokter itu bertengger setangkai bunga mawar di belakang papan nama 'Cancer Specialist' di ujung mejanya,
dan ada surat yang bergelantung di sana ,bunyinya:
"Dokter,terimakasih sudah memberi mujizat untuk Ibu."

Nothing Impossible.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar