Selasa, 24 Maret 2009

VISION

Tiga hal itu kan yang menjadi tuntutan umum para orangtua kepada anaknya?
Tapi, apa bedanya Sekolah,kuliah dan kerja hayo?
Beda ya memang,terbukti pas kita mau memasuki salah satu fase tersebut,ada rasa semacam ,"Wah,","Keren ya,","Akhirnya aku.."
Tapi itu hanya diawal-awal kalau buat aku.Kelihatannya aja keren pas kita pindah fase,bangga,jumawa,pamer ke tetangga2,sok yes,"Ni lho aku udah...";
Liat deh;
Anak SD kelas 6 yang sok pinter saat daftar ke SMP favorit,Anak SMP yang sok dewasa saat dia ngikut MOSPEK di SMA barunya,anak baru lulus SMA dengan NEM yang ga bagus2 amat yang sok keren setelah jadi mahasiswa,ato juga mahasiswa yang ngrasa selesai tugasnya dan sok2an sudah mateng dan mapan setelah keluar dari aula tempat wisuda,

Cobalah tunggu beberapa bulan,apa kita masih bisa jumawa dengan 'status' baru kita?
Kalo aku sih enggak.Ternyata sama aja kuliah sama sekolah.
PR Kimia itu sama mengerikannya dengan Tugas Bikin program.
Ulangan Mengarang itu sama setresnya dengan ujian open book yang jawabannya sama sekali ga ada di buku berat yang dibawa masuk ke kelas,
Nyontek PR temen itu gak ada bedanya dengan ngerjain paper jam 3 pagi,
Mbolos pelajaran bahasa jawa dan kabur ke studio itu sama aja dengan ngegame di kos waktu mata kuliahnya keliatan gak bermutu di mata kita,
apalagi ya?
o iya,
dan ternyata larangan pulang telat dari Mama sama dengan ancaman ditutupnya kos jam 9 malem,hhahaha

Hdoh.Sama aja.Gak ada salah satu yang lebih enteng.
Kadang aku muak dengan kebebasan yang justru malah akan membawa kita ke ancaman yang lebih serius.
Megang uang sendiri ternyata gak seenak saat tinggal minta sama Papa di rumah.
Walaupun ga ada Mama yang ngomel2 dan adik2 yang berisiik,tapi kesepian gak bisa dibohongi.

Itu belum kalo dibandingin lagi sama lingkungan pekerjaan kalo aku dah kerja ntar.
Makin banyak hal yang akan ekuivalen dengan PR dan Paper,lembur misalnya,
Ato apa bedanya dikucilin temen main lompat tali,disirikin anak geng lain,dan difitnah sama karyawan laen yang sok perfect?
Nah lo,kepikiran gak si?
Kalo aku sih iya.

Terus apa kesimpulannya?
Yeah,tepat.

Mana bagian tempat kita bersyukur?
Iya sih aku tahu gak semua statement di atas pada setuju,
pasti semua punya banyak alasan lain,hal2 positif lain,sesuatu yang menyenangkan yang terjadi di tiap fasenya.
Aku pun demikian.
Tapi,aku menulisnya karena kadar hal-hal negatif yang aku rasa dalam sekolah ,kuliah dan kerja itu sudah menyentuh angka >50%.,lebih besar daripada hal-hal positif yang aku pedulikan.

Lhar!
Roma 8:28, "Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia,yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah".

Ups,aku salah jalan.Aku tak memandang pada titik terang di ujung gua yang benar.Makanya jalanku kok terasa berbatu2,basah,lembab,mele
lahkan.
Ternyata titik terang di ujung gua yang tak kejar itu cuma kunang2 nyebelin yang berlarian sesuka hati dan gak jelas kemana terbangnya.Pantesan jauh banget.
Ternyata ujung gua yang bener itu ada di belakangku saat aku memutuskan mengikuti kunang2 bodoh itu.
Ujung gua itu tertutup oleh kerah kemeja kemalasanku yang terlalu tinggi,
terhalang oleh topi keputusasaanku yang sering melorot sendiri nutupin mataku,
dan bunyi air terjun abadi di pintu gua yang sebenarnya itu tersamar oleh musik kehura-huraanku dari iPod kebebasanku,
ah.
Dasar kunang2.Eh,siapa sih yang salah?

Lalu kulepas kemejaku,aku hanya pakai kaos yang membuat aku lebih bebas bergerak,tidak terkungkung oleh perasaan takut dicap "nggak keren" oleh anak2 geng,
Aku buang topi keputusasaanku yang membuat pandanganku tampak gelap dan tak bisa melihat hal2 indah yang seharusnya sudah kulihat dari tadi,bunga2 indah di dinding gua.Kulepas topi itu dan....wow.terang juga.
Kulepas headset dan kumatikan iPod ,aku baru sadar kalau ternyata baterei yang seharusnya kugunakan untuk menerangi jalan di dalam gua itu,sudah habis kupakai untuk menghidupkan iPod bodoh itu.Dan apa coba?
Telingaku merah.Sakit.
Yang paling bodoh adalah ketika ternyata baru aku sadari kalau ada Seseorang yang meninggalkan KELOPAK2 bunga satu demi satu yang setelah kuikuti ternyata membawa aku keluar dari gua itu.Kenapa gak dari tadi coba?(God said : "Ya kamu itu ,Nak")

Hal terpenting adalah ;
kenapa kita nggak coba menghitung berkat Tuhan itu?
kita tak akan bisa selesai menghitungnya.
Rumus matematika dari bangsa Maya pun tak akan bisa menghitungnya,
Kelopak bunga yang kita ambil dan ikuti itu pastilah luar biasa banyaknya hingga nggak sanggup kita mambawanya.

Parahlah kita,eh aku ini.
Saking banyaknya berkat ,sampe aku gak tau kalo itu adalah berkat.
Bahkan aku sering menganggap kalau sekolah,kuliah,kerja mungkin, sebagai beban yang aku bosan menjalaninya.
Tapi apa?

"Tapi kamu kok selingkuh," halah halah,hhehe Kenjen Ben

Mau kesempatan sekolah,kuliah dan kerja kita diambil daripada kita?
Gimana kalo Tuhan bilang :"Mana kesiniin.Kamu gak bisa dipercaya.Biar aku kasi ke oranglain yang bisa tanggung jawab aja.Minta sama tuhan lain sana yang kamu anggap bisa kasi kamu penghidupan."
ooooo...tiddaaaakk..

Ayo,jaga berkat yang ada pada kita.
Lipat gandakan.
Kembalikan untuk kemuliaan Bos kita.
Sukses itu komisi buat kita.
Upahnya?
Menjadi pekerja kesayangan Bapa yang paling disayang dan istimewa.
Mau nyombong kalo udah istimewa?
Gak bisa,

Cinta Tuhan akan melembutkan dan memuaskan hati.
Karena merasa aman di dalam Tuhan ,lebih bahagia daripada merasa aman di dalam istana emas yang kau bangun.

Kalo roboh gimana coba?

Tugas,PR,Lembur,
I'm comiiinngg..

hhahhahahahaha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar