Ketika Engkau lahir,
Ketika orang majus datang membawa emas dan sebagainya,
Aku sedang asyik dengan PC baru didepanku,
hanya mengirim sms titip ucapan selamat kepada Maria lewat si pembawa Mur.
Tatkala orang berduyung-duyung mengantarMu berkotbah di bukit,
aku sedang berloncatan di studio dengan teks Deep Purple di depanku,
Ketika aku dengar Kau menyembuhkan si lumpuh,si buta dan si tuli;
seseorang mengajakku malihat bagaimana Engkau melakukanya,
_hanya "Ih Wow" keluar dari mulutku,
dan...
SET.
Kau menoleh padaku.
"Ayo ikut Aku.."
"Ah,tidak ...aku sibuk Tuhan,"
mendadak Dia pegang tanganku dan tersenyum,
dan aku ikut Dia
sebenarnya bukan senyumNya yang membuat aku ikut,
karena aku melihat sebuah sebuah voucher berkat di saku jubahNya ;
Time is running out,
Aku memandang jijik pada pelacur yang membasuh kakiNya dengan minyak murni.
kuusir dia dan aku mengurapi rambutMu dengan minyak zaitun nomor satu.
Aku menghalau bocah yang tertatih-tatih membawa lima roti yang keras dan dua ikan sungai yang dibakar,
Lalu,
14045,
dan lima ribu orang kenyang,
makanan habis tak bersisa.
Aku mencegah seorang wanita menyentuh jubahNya dengan tubuhnya yang berlumuran darah dan tentu saja dia kumal,belum mandi.
Tak kubiarkan dia menyentuh Guruku yang sedang kuiring itu.
"Hah??lihat dirimu..!!" ,kataku.
Dan,
ada seseorang yang lari lewat kebun apel di samping taman Getsemani ketika terjadi keributan disana,
lewat pohon yang kering dia melongok apa yang terjadi,
dan matanya bertemu dengan mata Tuhan yang sayu.
Satu lubang terbentuk di hatinya.
ada seseorang yang tiga kali berbohong kepada orang yang menanyainya:
mantan pelacur,bocah dan wanita_
bahwa dia pernah bersama-sama dengan Dia yang sedang tercecer dagingNya karena dicambuk.
Dua lubang tergali di hatinya.
dan lihatlah,
seseorang yang ratapannya pedihnya tak sebanding dengan raungan Maria dan Yohanes dari bawah tiang salib,
seseorang yang tenggelam didalam sesal dan kertak gigi yang sedang memaku salibnya sendiri ketika jam dua belas siang yang gulita,
tertunduknya kepala yang berdarah,
bersamaan dengan larutnya hati bersama lautan sesal . .
Tuhan yang disalib,
maaf.
bolehkah aku mencium kaki salibMu?
Minggu, 15 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar